Dalam memandang suatu
kejadian/peristiwa/moment, seringkali
kita dihadapkan pada dua sudut pandang baik dari sisi positif maupun sisi
negative. Dalam pelatihan yang dilakukan secara daring, dari sisi negatifnya,
tak menampik bahwa masih banyak sekali kendala yang terjadi, disamping
efektifnya suatu pelatihan yang menghemat waktu dan biaya. Berikut ini adalah
serba-serbi pelatihan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes yang dilaksanakan secara daring.
BPS Kabupaten Brebes melaksanakan
pelatihan Sakernas Februari 2021 selama dua hari, pada tanggal 25-26 Januari
2021. Pembukaan dan penutupan disampaikan langsung oleh Kepala BPS Kabupaten
Brebes, Prita Rextiana, sedangkan materi disampaikan oleh seorang Instruktur
Daerah, Tri Purwaningrum yang merangkap juga sebagai peserta. Peserta pelatihan
terdiri dari 4 organik dan 8 mitra, sehingga jumlah peserta pada pelatihan ini
adalah 12.
Pelatihan daring dilaksanakan
dengan memanfaatkan aplikasi zoom meeting dan elearning BPS. Meskipun pelatihan
dilaksanakan via zoom meeting yang sudah familiar digunakan oleh masyarakat,
namun sinyal tetap menjadi kendala. Beberapa peserta tidak bisa mengikuti
secara penuh pembelajaran daring, karena ter-logout dari kelas daring dan terjadi berulang-ulang. Selain itu,
dikarenakan sinyal yang kurang baik, peserta tidak bisa mengikuti kuis di
elearning dengan lancar. Karena kuis
memiliki rentang waktu dan hanya bisa dikerjakan sekali, maka saat peserta
mengikuti kuis lalu jaringan mengalami gangguan, maka otomatis hasil apapun
akan tetap terkirim sesuai rentang waktu yang ditentukan. Hasilnya, nilai kuis
menjadi kurang memuaskan. Bagi peserta yang nilainya 0 karena kendala jaringan
saat pertama kali masuk kuis, maka dipersilahkan mengulangi kuis pada saat kuis
dibuka lagi oleh admin pusat.
Adapun masalah media yang
digunakan untuk mengikuti kelas daring (yaitu lewat HP), peserta mengikuti
pelatihan dengan kondisi layar yang kecil, sehingga peserta kurang nyaman
dengan pelatihan yang dilaksanakan secara daring. Selain itu, peserta menjadi
harus menonaktifkan video karena kondisi HP yang panas. Kondisi tersebut
mengakibatkan penyampai materi atau instruktur daerah menjadi kesulitan
memantau aktivitas peserta saat mengikuti pelatihan.
Meskipun berbagai kendala muncul,
pelaksanaan pelatihan tetap harus berjalan. Usaha dan kerja sama dengan peserta
harus dilakukan semaksimal mungkin. Hal tersebut dibuktikan dengan usaha
peserta untuk mengikuti kuis dengan pergi ke sawah untuk mencari sinyal.
Sedangkan peserta yang tidak dapat mengikuti pelatihan secara penuh, tetap
berinisiasi dengan cara mempelajari sendiri materi paparan yang telah dibagikan
sebelumnya dengan melihat kembali hasil rekaman pelatihan.
Segala serba-serbi tersebut
menjadi bahan evaluasi dalam melaksanakan pelatihan selanjutnya. Harapan
Pandemi Covid-19 segera berakhir, menjadi harapan seluruh peserta supaya ke
depan pelatihan dapat dilakukan secara tatap muka. (Ros/TU)
