Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes setiap
bulan mempunyai kegiatan rutin yakni Survei Harga Beras di tingkat Produsen Penggilingan
Padi (SHPBG), di mana datanya dijadikan acuan untuk menentukan kebijakan harga
pokok beras dalam upaya untuk menjaga stabilitas harga beras nasional.
Kegiatan survei dilaksanakan tiap tanggal 15-18 setiap bulan, di enam kecamatan yang merupakan
sentra produsen padi yaitu Bumiayu, Larangan, Ketanggungan, Banjarharjo, Bulakamba dan
Salem.
Petugas survei
adalah KSK (Koordinator Statistik Kecamatan) setempat. Dengan berbekal alat
tester gabah merk Draminsky, alat timbangan dan ayakan beras, para petugas SHPBG melakukan survei/penelitian
langsung ke responden Pengglingan Padi yang menjual beras ke pedagang atau
pengecer beras. Responden dipilih di awal tahun dan dijadikan responden tetap selama
tahun survei agar bisa memantau perkembangan harga beras tersebut. Karena keterbatasan alat
survei, KSK secara bergantian melakukan survei agar tugas tetap dapat di
selesaikan sesuai jadwal.
Adapun data yang dikumpulkan dalam survei harga
produsen beras di penggilingan padi meliputi : jenis dan kualitas beras,
kadar air beras, stok beras dan padi yang belum digiling, jumlah produksi beras
per bulan dan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga beras.
Salah satu sampel SHPBG adalah di Kecamatan Banjarharjo yaitu Ricemill Tiga Putra dan Ricemill Banjar Baru. Hasil survei di dua bulan
terakhir yaitu
Desember dan Januari,
harga beras sedikit mengalami penurunan di tingkat produsen yakni Rp 8.800,- per Kg pada bulan Desember 2020 menjadi Rp 8.600,- per Kg pada bulan Januari 2021. Berdasarkan keterangan dari
responden, penurunan harga di sebabkan permintaan/daya
beli masyarakat menurun karena banyaknya bantuan sosial Covid-19 berupa beras dan sembako.
Hal ini berdampak pula pada penurunan penjualan padi, sehingga stok gabah/padi di
penggilingan cukup banyak rata-rata sekitar 20 ton selama dua bulan terakhir ini.(Sugino_KSK)
