14 Oktober 2024 | Kegiatan Statistik
PDB merupakan indikator makro yang paling
populer di dunia karena bisa mengukur kerja perekonomian suatu negara. Dalam
menganalisis PDB perlu melihat keterkaitan dengan indikator-indikator yang lain
sehingga kita bisa menganlisanya secara lebih komprehensif guna mengambil
kebijakan yang lebih berfokus. Keterkaitan Indikator ekonomi terhadap PDB ada
yang bersifat langsung dan tidak langsung. Bersifat langsung bahwa indikator
tersebut merupakan komponen langsung penyusun PDB tersebut seperti indikator
pertanian, indikator investasi, dsb. Sedangkan bersifat tidak langsung
mengartikan bahwa ekonomi tersebut bukan merupakan komponen penyusun PDB,
seperti kemiskinan, pengangguran, dsb.
Secara
global, saat ini kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Hal ini
dikarenakan tingkat inflasi di seluruh dunia yang termasuk tinggi. Ada empat
faktor yang membuat tingkat inflasi menjadi tinggi. Yang pertama adalah kita
memasuki fase pasca-pancemi covid-19. Kedua, adanya faktor geopolitik yang
dipengaruhi oleh perang di ukraina dan rusia, dimana pasokan gandum dan minyak
goreng dunia menjadi berkurang. Kegia, adanya perubahan iklim yang ekstrim
menjadikan sektor pertanian melemah. Dan yang keempat, Aging Population
yang semakin parah, sehingga masyarakat usia produktif semakin berkurang.
Di Indonesia sendiri, 45 persen dari PDB didominasi oleh tiga sektor yaitu pertanian, industri dan perdagangan. Artinya apabila tiga sektor tersebut performanya menurun akan membahayakan perekonomian indonesia. Dalam mengukur perekonomian indoensia selain digunakan PDB juga dapat menggunakan PMI. PMI merupakan indikator yang dapat mengukur aktivitas bisnis di sektor manufaktur dan jasa. Apabila indikator PMI di atas 50 artinya ekspansif, dan di bawah 50 berarti kontraktif.
Hubungan pertumbuhan ekonomi dengan inflasi berlawanan arah akibat inflasi merupakan deflator dari PDB, Artinya semakin tinggi inflasi maka akan semakin rendah PDB ADHK. Inflasi selama 4 tahun terakhir mengalami perlambatan. Perlambatan ini diakibatkan oleh adanya volatile price seperti beras, minyak goreng, tiket, dan rokok. Keterkaitan PDB terhadap utang indonesia dapat dilihat dari rasionya, di mana rasio PDB terhadap utang Indonesia masih ada dalam golongan yang aman. Namun dengan adanya narasi aman ini ditakutkan dapat membuat kita melakukan utang terus-menerus. Utang harus dilihat lagi keterkaitannya dengan tax ratio dan investasi PDB dan konsumsi listrik. Semakin tinggi aktivitas ekonomi, konsumsi listrik akan naik. Sedangkan keterkaitan PDB dengan PMTB dan Konstruksi ini bersifat langsung. Investasi merupakan engine of growth suatu negara yang dipengaruhi oleh keyakinan dari investor.
PDB
sendiri memiliki keterbatasan diantaranya PDB tidak dapat mengukur kualitas.
Karena dalam penghitungannya sendiri PDB hanya mengukur output dari kuantitas
dikalikan dengan harga. Kemudian PDB tidak dapat mengukur aktivitas
non-ekonomi. Sehingga dalam penghitungan PDB, kita harus selalu mengupdate
sistemnya agar selalu up to date dengan isu-isu yang terjadi pada saat
ini. Karena jika keadaan dunia berubah tetapi statistiknya tidak berubah maka
akan percuma saja. Kedepannya pengukuran ekonomi harus juga membungkus natural
capital, natural resources, dan ecosystem service. Namun dalam penerapannya
masih terdapat beberapa kendala seperti data lingkungan yang sulit dikumpulkan,
konsep kesejahteraan yang ambigu, dan sosialisasi yang kurang saat adanya
perubahan metodologi. (ICA_3329)
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes(Statistics of Brebes Regency)Jl. MT Haryono No. 74
Brebes - Jawa Tengah
Indonesia
52212
Telp : (0283) 671168 Fax : (0283) 671168 Email : bps3329@bps.go.id
Tentang Kami